Sosialisasi dan Workshop: Pemanfaatan Artificial Intelligence untuk Pengembangan Batik Desa Kebon Bayat

Desa Kebon, Bayat– Kelompok Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro memberikan Sosialisasi dan Workshop Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam rangka mendukung pengembangan dan promosi Batik Desa Kebon Bayat. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 21 Juli 2025 di Showroom Batik Desa Kebon dan diikuti oleh para pelaku UMKM batik Desa Kebon yang memiliki ketertarikan pada inovasi digital dalam dunia usaha dan pelestarian budaya.

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha batik dalam menciptakan konten promosi, seperti deskripsi produk, narasi sejarah batik lokal, hingga ide pemasaran kreatif berbasis online. Serta, memberikan pemahaman mengenai bagaimana AI dapat dimanfaatkan untuk mendukung ide desain, pencatatan usaha, dan pelayanan pelanggan.

Sosialisasi dimulai dengan pemaparan mengenai apa itu Artificial Intelligence dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang ekonomi kreatif. Selanjutnya, peserta diperkenalkan pada ChatGPT—sebuah teknologi AI berbasis percakapan yang mampu memberikan bantuan dalam bentuk ide, tulisan, dan solusi praktis bagi pelaku usaha.

Pada sesi workshop, peserta secara langsung mencoba menggunakan AI dengan panduan dari mahasiswa KKN. Para peserta menyambut kegiatan ini dengan antusias dan rasa penasaran yang tinggi. Banyak dari mereka yang baru pertama kali mengenal konsep AI, merasa bahwa teknologi seperti ini bisa menjadi “asisten digital” yang sangat membantu dalam menjalankan usaha sehari-hari.

Dengan adanya kegiatan ini, kelompok KKN berharap agar masyarakat Desa Kebon semakin terbuka terhadap pemanfaatan teknologi untuk memajukan potensi lokal, tanpa meninggalkan nilai budaya dan kearifan lokal yang menjadi identitas desa. Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN juga memberikan panduan praktis penggunaan AI serta membuka pendampingan teknis lanjutan selama masa KKN berlangsung. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara teknologi dan budaya bukan hanya mungkin, tetapi juga sangat potensial untuk membuka peluang baru bagi masyarakat desa.